Diperuntukkan untuk konco-konco Operator yang membutuhkan informasi, baik itu penting ataupun tidak penting sama sekali

Jumat, 18 November 2011

INFORMASI SEPUTAR SERTIFIKASI GURU 2012

PENGUMUMAN

Diberitahukan kepada seluruh rekan-rekan guru yang menginginkan sebuah informasi penting mengenai Daftar Bakal Calon Peserta Sertifikasi Guru 2012 Kabupaten Banyuwangi Paling Gres dan Terbaru pencet disini
Kalau masih kesulitan pencet iki wae wes 

Rabu, 16 November 2011

Sekelumit Berita


Pendidikan pada era informasi adalah pendidikan berbasis teknologi komunikasi dan informasi.

Pendidikan berbasis ICT ditandai dengan dimanfaatkannya banyak teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuknya yang nyata adalah berkembangnya pembelajaran melalui e-learning atau online course. Tersedianya berbagai tools dan opsi untuk synchronous dan asynchronous learning membuat sekolah dan universitas mudah mengadopsi inovasi tersebut. Meskipun tidak sedikit diantara mereka yang bingung memilih. Contoh pemanfaatan asynchronous tools yang telah berkembang saat ini antara lain dalam bentuk forum diskusi online, ujian online, meng-upload dan men-download.

Sedangkan contoh pemanfaatan synchronous presentation tools antara lain melalui audio/video streaming, dan polling. Selain itu masih tersedia teknologi lain yaitu teknologi nirkabel (wireless) dan mobile technologies. Melalui apa yang disebut information superhighway,kini tersedia infrastruktur yang mampu memberikan layanan yang luar biasa kecepatannya. Tersedianya satelit generasi baru dengan orbit bumi yang rendah telah memungkinkan timbulnya frekuensi baru untuk komunikasi terrestrial. Secara wireless pertukaran informasi berupa teks, audio dan video dapat dilakukan dengan mudah.

Singkatnya kini pendidikan berbasis Web atau internet telah menggejala dan dapat dengan mudah Anda ikuti. Meskipun demikian masih banyak orang yang mempertanyakannya. Ada yang optimis dan banyak yang pesimis. Ada yang menemukan ironi bahwa “there is no learning in e-learning” (Bonk, 2004). Marilah kita lihat salah satu hasil kajian yang terkait dengan hal tersebut. Curtis J. Bonk, professor di Indiana University yang telah melakukan berbagai penelitian tentang e-learning sejak 2001,salah satunya dalam laporan bertajuk “Online Teaching in an Online World” mencatat bahwa kini semakin banyak instruktur, guru dan professor yang mempelajari dan menerapkan online teaching. Hal yang menarik pada 2003-2004 kebanyakan mereka adalah wanita (53%).

Keterampilan penting yang mereka pelajari secara online adalah tentang bagaimana memfasilitasi pembelajaran dan bagaimana mengembangkan online course. Kini di Amerika telah berkembang berbagai mitos berkaitan plus minus online learning, tetapi semakin banyak yang menawarkan pembelajaran secara online. Siswa pun semakin menggemari simulasi dan pengalaman virtual di lingkungan virtual, serta menyukai sekaligus terampil memanfaatkan buku elektronik yang disajikan secara hypertext.

Persyaratan terselenggaranya pendidikan berbasis teknologi komunikasi dan informasi (ICT)

Pendidikan berbasis ICT dapat terselenggara dengan baik apabila persyaratan yang terkait dengan ketersediaan teknologi, penguasaan pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan content,dukungan policy dan kesiapan masyarakat dipenuhi. Tanpa keempat syarat minimal tersebut dipenuhi mustahil pendidikan semacam itu akan terlaksana

Sumber: Pustekkom

Penting Untuk di Simak


KERANGKA ACUAN KERJA Pendidikan Jarak Jauh ICT S-1 PGSD

Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ) memiliki keunikan yang sekaligus membedakannya dengan sistem belajar yang diselenggarakan secara tatap muka. Salah satu keunikannya adalah keterpisahan secara fisik antara pengajar dan mahasiswa. Keunikan ini sekaligus membawa konsekuensi langsung yaitu keterbatasan proses belajar mengajar yang dilakukan dalam bentuk tatap muka.
Untuk mengatasi keterbatasan frekuensi pembelajaran tatap muka, maka harus dijembatani dengan penggunaan media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pengajar dan mahasiswa. Selain itu, penggunaan media belajar juga merupakan suatu bentuk strategi yang memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Melalui pemanfaatan media pembelajaran, mahasiswa dapat dengan fleksibel menentukan waktu belajar kapan saja, dimana saja,, menyesuaikan dengan kecepatan dan gaya belajarnya.
Media belajar utama dalam Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah media cetak atau biasa dikenal sebagai modul. Bahan belajar lainnya yang perlu dikembangkan dalam sistem pembelajaran jarah jauh adalah media noncetak seperti audio, video, pembelajaran berbantuan komputer, dan lain-lain.
Melihat pentingnya peranan bahan pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada pendidikan jarak jauh, maka dipandang perlu untuk mengembangkan bahan pembelajaran yang baik. Tujuan utama dari program ini adalah peningkatan kualitas dan kuantitas bahan pembelajaran. Beranjak dari tujuan tersebut,maka dipandang perlu untuk melakukan suatu kajian untuk mengevaluasi bahan pembelajaran yang telah ada dan digunakan oleh mahasiswa dan tutor.
Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam lima subkegiatan, yaitu;
a.    Pengembangan instrumen kajian bahan pembelajaran
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen bagi para evaluator dalam mengkaji paket bahan pembelajaran sehingga mereka mempunyai standar yang sama dalam mengkaji.
b.    Strategi pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk workshop.
Peserta Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah;
• Tim yang ditunjuk Dikti (7 orang)
• Panitia (2 orang)

Hasil yang diharapkan
Instrumen kajian paket bahan pembelajaran:
• Pedoman wawancara bagi Tutor
• Pedoman wawancara bagi mahasiswa
• Kuesioner bagi tutor
• Kuesioner bagi mahasiswa
c.    Survei

Tujuan
Survey ini bertujuan untuk mendapatkan data keadaan/kualitas bahan-bahan pembelajaran yang telah ada berdasarkan penggunanya (tutor dan mahasiswa). Data ini akan membantu sebagai masukan untuk perbaikan dalam pengembangan bahan pembelajaran yang baru.
d.    Strategi Pelaksanaan
Pengambilan data akan dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara pada mahasiswa dan tutor pengguna bahan pembelajaran yang telah ada.
Lokasi
LPTK yang akan dikunjungi dipilih untuk mewakili lokasi Indonesia bagian Barat (Universitas Lampung dan Universitas Negeri Malang), Lokasi Indonesia bagian Tengah (Universitas Haluoleo), dan Indonesia bagian Timur (Universitas Cendrawasih).
Institusi yang terlibat
Kegiatan ini melibatkan tim reviewer yang ditunjuk oleh Ditjen Dikti, Unila, UM, Unhalu, Uncen.
Hasil yang diharapkan
Kegiatan ini diharapkan dapat mengumpulkan data tentang kualitas bahan pembelajaran yang berasal dari kuesioner dan wawancara yang akan digunakan dalam kegiatan analisis.
e.    Evaluasi konten
Tujuan
Evaluasi konten ini bertujuan untuk mendapatkan data kualitas konten bahan-bahan pembelajaran yang telah ada.
Strategi Pelaksanaan
Evaluasi konten dilakukan oleh ahli materi dan media. Setiap paket bahan ajar akan di evaluasi oleh dua orang evaluator. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 minggu.

Peserta
Peserta yang terlibat pada kegiatan ini adalah para evaluator yang berjumlah 24 orang.

Hasil yang diharapkan
Kegiatan ini diharapkan dapat mengumpulkan data tentang kualitas konten bahan pembelajaran.
f.    Analisis
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisa hasil dari survey untuk digunakan sebagai masukan perbaikan dalam pengembangan bahan pembelajaran yang baru. Kegiatan ini diharapkan dapat memetakan masalah atau kelemahan yang terdapat pada bahan pembelajaran yang ada.
Strategi Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui workshop selama 2 hari.
Peserta
Peserta workshop ini adalah; Evaluator (24 orang) dan Panitia 3 orang)
Hasil yang diharapkan
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan data yang akurat tentang masalah atau kelemahan dari bahan pembelajaran yang ada.
g.    Pelaporan hasil analisis
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk merangkum hasil analisis data menjadi sebuah laporan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan bahan pembelajaran selanjutnya.
Pembuat laporan
Pembuat laporan adalah tim evalautor (24 orang).
Hasil yang diharapkan Laporan ini diharapkan berisi hasil analisis dan saran perbaikan.

Kamis, 10 November 2011

Untukmu Honorerku




Forum Honorer Indonesia Beraudiensi ke Kemdikbud

Jakarta --- Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDM dan PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Syawal Gultom menerima kunjungan 40 orang guru anggota Forum Honorer Indonesia (FHI) di ruang kerjanya Kamis (3/11). Ketua FHI Nur Aini menanyakan tiga persoalan yang menjadi sumber kebingungan anggotanya. Persoalan itu adalah  mengenai sertifikasi guru, pendidikan profesi guru (PPG), dan tunjangan kesejahteraan. Untuk masalah sertifikasi, Nur Aini menilai tenaga guru honorer kurang diperhatikan. Selama ini, prosedur sertifikasi hanya untuk guru pegawai negeri sipil (PNS) dan swasta. Sedangkan, guru honorer di sekolah negeri belum tersentuh.
Nur Aini juga berpendapat, PPG yang merupakan pengganti dari Akta 4, tidak disosialisasikan dengan baik ke guru honorer. “Kami hanya mengetahui PPG memberikan beasiswa selama dua tahun bagi guru yang mengikutinya, tapi prosedurnya seperti apa kami tidak tahu.” ujarnya.
Syawal menjelaskan, sertifikasi guru yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48/2007 menyebutkan, guru yang berhak disertifikasi adalah guru yang memiliki surat keputusan tetap, yaitu guru tetap yayasan, guru honor yang dibayar APBN dan APBD, atau guru yang diangkat pemerintah daerah. “Jadi, tidak benar pemerintah mengedepankan guru swasta atau PNS. Lagi pula, ada kuota 25 persen penerimaan guru untuk guru honorer.”
Syawal juga menjelaskan adanya studi kebutuhan guru honorer di sebuah daerah. Studi ini menentukan apakah sudah waktunya ada sertifikasi bagi guru honorer atau belum. Studi ini telah direkomendasikan kepada pemerintah daerah untuk sertifikasi. Rekomendasi ini diberikan kepada pemerintah daerah, sebagai bagian dari jalannya otonomi daerah.
“Kemdikbud akan terus berusaha menjangkau dan memberikan rekomendasi bagi pegawai honorer dan pemda, tetapi untuk menginstruksikan langsung kita terbatasi oleh UU Otonomi Daerah.” ujarnya.
Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Uniffah Rosyidi menambahkan, Kemdikbud sudah memberikan data seputar peta kebutuhan guru honorer dan lamanya pengabdian para guru tersebut kepada pemerintah daerah.
Hanya saja kenyataan lapangan, sering guru honorer yang seharusnya diangkat seperti tercantum dalam data, tidak diangkat. “Diskusi antara pemda dan guru honorer akan sangat baik dilakukan” ujarnya. (gloria)